Pelatihan Pembuatan Kategorisasi Obat dengan Metode ABC (Always Better Control) pada Apoteker di Apotek Kota Palu

Khusnul Diana, Muhamad Rinaldhi Tandah, Firdawati Amir Parumpu, Nurul Ambianti

Abstract


Persediaan farmasi merupakan komoditas utama dalam perbekalan farmasi di sarana pelayanan salah satunya yaitu apotek. Pengelolaan persediaan farmasi tersebut merupakan tanggung jawab apoteker sebagai penanggung jawab di fasilitas pelayanan. Pengelolaan perbekalan farmasi dilakukan dalam tujuan menciptakan pelayanan kefarmasian yang memuaskan. Pengelolaan persediaan farmasi harus dilakukan dengan cermat secara efektif dan efisien, karena pengadaan persediaan farmasi di apotek membutuhkan dana investasi yang tidak sedikit. Berbagai dampak dapat terjadi dari ketidakcermatan pengelolaan persediaan farmasi di apotek, seperti tingginya biaya investasi persediaan, persediaan yang berlebihan, pengadaan yang tidak tepat, terjadinya kekosongan obat, ketidakpuasan pasien dari pelayanan apotek dan akan berujung pada kerugian apotek. Pengendalian persediaan farmasi di apotek dapat di lakukan dengan berbagai metode yang sesuai. Salah satu metode pengendalian persediaan yang dapat digunakan adalah pembuatan kategorisasi obat dengan metode ABC (Always Better Control) atau disebut juga metode pareto. Metode ini mampu mengkategorisasikan persediaan farmasi yang dimiliki menjadi tiga kelompok berdasarkan penggunaan dana sehingga apoteker di apotek dapat merencanakan frekuensi pengadaan dan jumlah pemesanan yang sesuai serta menentukan prioritas pemesanan berdasarkan nilai atau harga obat. Tujuan kegiatan ini adalah melatih apoteker di apotek yang ada di Kota Palu, untuk mampu mengendalikan persediaan farmasi dengan membuat kategorisasi obat-obatan yang dimiliki dengan menggunakan metode ABC (Always Better Control). Kegiatan ini diharapkankan dapat menjadi strategi baru bagi apoteker di apotek dalam mengindari terjadinya persediaan yang kurang ataupun berlebihan dalam upaya peningkatan pelayanan kepada pasien atau konsumen yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan apotek dan terutama mencegah kerugian.


Keywords


kategorisasi obat; pengendalian persediaan; metode ABC (Always Better Control); apotek

Full Text:

PDF

References


Diana, K., Tandah, M. R., & Basuki, M. (2019). Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kota Palu. As-Syifaa Jurnal Farmasi, 11(01), 45–54. Dyatmika, S. B., & Krisnadewara, P. D. (2017). Pengendalian Persediaan Obat Generik Dengan Metode Analisis ABC, Metode Economic Order Quantity (EOQ), dan Reorder Point (ROP) Di Apotek XYZ Tahun 2017. Vol. 30 (1. Indarti, T. R., Satibi, & Yuniarti, E. (2019). Pengendalian Persediaan Obat dengan Minimum-Maximum Stock Level di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 9(3), 192–202. Kemenkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Rikomah, S. E. (2017). Farmasi Rumah Sakit. Yogyakarta: Deepublish Publisher. Rosmania, F. A., & Supriyanto, S. (2015). ANALISIS PENGELOLAAN OBAT SEBAGAI DASAR PENGENDALIAN SAFETY STOCK PADA STAGNANT DAN STOCKOUT OBAT. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 3. Satibi. (2015). Manajemen Obat di Rumah Sakit. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Satibi, Rokhman, M. R., & Aditama, H. (2016). Manajemen Apotek. Yogyakarata: Gadjah Mada University Press. Seto, S., Nita, Y., & Triana, L. (2015). Manajemen Farmasi. Surabaya: Airlangga University Press. Soerdjono, S., Yunita, Ni., & Lily, T. (2015). Manajemen Farmasi 2, Lingkup : Apotek, Farmasi Rumah Sakit, Industri Farmasi, Pedagang Besar Farmasi (ke-4). Surabaya: Airlangga University Press. Sulistiawan, Z., & Pribadi, F. (2017). Studi Perancangan Model Penentuan Jumlah Pemesanan Dan Reorder Point Menggunakan Fuzzy Inventory Control Terhadap Nilai Persediaan. 1(1), 235–244. Yanti, T. H., Farida, D. Y., & Surakarta, M. (2016). Analisis Abc Dalam Perencanaan Obat Antibiotik Di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta. Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 01, 51–57.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.