KANDUNGAN MERKURI (Hg) DALAM AIR LAUT, SEDIMEN, DAN JARINGAN IKAN BELANAK (Liza melinoptera) DI PERAIRAN TELUK PALU

Moh. Yusuf, Baharuddin Hamzah, Nurdin Rahman

Abstract


Mercury (Hg) is one type of a dangerous heavy metals. As one of contaminants, mercury enter the aquatic ecosystem through atmospheric decomposition or sourced from the industrial waste externalisation and bilogical and chemical converted in methyl mercury. This research aims to find out and determine the mercury concentrate which contained in sea water, sediment and belanak (Liza melinoptera) network in Palu bay water. The analysis of mercuri content on the tested sample using Automatic Mercury Analyzer. The working principle of the device is gold amalgamation method by heating and separation. The research result showed that the mercury content in belanak network is 0.143 - 0.188 ppm, sediment is 2.453 - 2.800 ppm and the sea water is 0.030 – 0.040 ppm. Based on the decision of the state minister of environmental regarding the guidelines for determination of Hg standard quality for sea water is 0.002 ppm and 0.001 ppm for marine biota. It shows that the Palu bay water condition has been polluted and the belanak is not worth to be consumed.

Keywords


Mercury (Hg), Sea water, Sediment, Belanak (liza melinoptera), Palu Bay

References


Ali, M., & Rina. (2013). Kemampuan tanaman mangrove untuk menyerap logam berat merkuri (Hg) dan timbal (Pb). Ilmiah Teknik Lingkungan, 2(2), 29-36.

Ansar. (2011). Menuju kebijakan pengelolahan teluk Palu yang harmonis. Media Litbang Sulteng, 4(2), 142-148.

Arsyad, M. (2012). Akumulasi logam Pb dalam ikan belanak (Liza Melinoptera) yang hidup di teluk Palu. Palu: Skripsi S-1 FKIP UNTAD.

Chen, C. W., Chen, C. F., & Dong, C. D. (2012). Contamination and potential ecological of mercury in sediments of Kaohsiung river mouth, Taiwan. International Journal of Envitonmental Science and Development. 3(1), 66-71.

Estecha, M. G., Garcia, M. J. M., Ferrer, M. F., Pinedo, A. B., Pascual, A. C., Iriate, C. M. O., Perez, C. F., Claros, N. M., Herrera, M. A. R., Hoyos, E. G., & Peres, J. J. G. (2013). Mercury in canned tuna in Spain. Is light tuna really light?. Food and Nutrition Sciences. 4(1), 48-54.

Hounkpatin, A. S. Y., Johnson, R. C., Guedenon, P., Domingo, E., Alimba, C. G., Boko, M., & Edorh, P.A. (2012). Protective effect of vitamin C on haematological parameters in intoxicated wistar rats with cadmium, mercury and combined cadmium and mercury. International Research Journal of Biological Sciences, 1(8), 76-81.

Kitong, M. T., Abijulu, J., & Koleangan, S. J. (2012). Analisis merkuri (Hg) dan arsen (As) di sedimen sungai Ranoyapo kecamatan Amurang Sulawesi Utara. MIPA UNSRAT, 1(1), 16-19.

Lubis, H., & Aman, C. (2008). Pemeriksaan kandungan logam merkuri, timbal dan kadmium dalam daging rajungan segar yang berasal dari TPI Gabion Belawan secara spektrofotometri serapan atom. Kesehatan Nusantara, 41(1), 40-41.

Markus, T. L. (2009). Proses bioakumulasi dan biotransfer merkuri (Hg) pada organisme perairan di dalam wadah terkontrol. Matematika Dan Sains, 14(3), 89-95.

Mercusuar, Harian. (2010). Bahaya ikan di Palu tercemar. diunduh kembali dari http://HarianMercusuar.Com.

Moenir, M. (2010). Kajian fitoremidiasi sebagai alternatif pemulihan tanah tercemar logam berat. Teknologi Pencegahan dan Pencemaran Industri, 2(2), 115-123.

Murtini, J. T., & Rachmawati, N. (2007). Kandungan logam berat pada ikan, air dan sedimen di Waduk Saguling Jawa Barat. Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 2(2), 156-156.

Nurdin, R. (2012). Metil merkuri, ancaman bagi kesehatan dan lingkungan hidup. Radar Sulteng. 19 Juni 2012.

Patangga, Y. P., Shovitri, M., & Aunurohim. (2013). Uji koeksistensi dua isolat bakteri resisten merkuri dari kalo mas Surabaya. Surabaya: FMIPA. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Polii, B. J., & Sonya D. N. (2002). Pendugaan kandungan merkuri dan sianida di daerah aliran sungai (DAS) Buyat Minahasa. Ekoton, 2(1), 31-37.

Rachmawatie, Hidayah, Z., & Abida, I. W. (2009). Analisis konsentrasi merkuri (Hg) dan cadmium (Cd) di muara sungai Porong sebagai area buangan limbah lumpur lapindo. Kelautan, 2(2), 42-47.

Rahayu, L. H., & Purnavita, S. (2007). Optimasi pembuatan kitosan dari kitin limbah cangkang rajungan (Portunus pelagicus) untuk adsorben ion logam merkuri. Reaktor, 11(1), 45-49.

Rianto, S. (2012). Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keracunan merkuri pada penambangan emas tradisional di desa Jendi kecamatan Selogiri kabupaten Wonogiri. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 11(1), 14-21.

Said, N. I. (2010). Metoda penghilangan logam merkuri di dalam limbah industri. Pusat Teknologi Lingkungan, 6(1), 11-12.

Simbolon, D., Simange, S. M., & Wulandari, S. Y. (2010). Kandungan merkuri dan sianida pada ikan yang tertangkap dari teluk Kao, Halmahera Utara. Ilmu Kelautan, 15(3), 126-134

Sudarso, Y., Wardiatno, Y., & Sualia, I. (2008). The effect of heavy metal contamination in sediment on benthic macroinvertebrate community: A Case Study in Saguling Reservoir, West Java. Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, 15(1), 49-50.

Suseno, H., & Panggabean, S. M. (2007). Merkuri: Spesiasi dan bioakumulasi pada biota laut. Waste Management Technology, 10(1), 66-71.

Takatsuki, S. (2003). Automatic mercury analyzer “Mercury/SP-3D”. Diunduh Kembali dari http://www.hollong. comuserfilesdownloadsp_3d.pdf.


Full Text: PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



p-ISSN: 2302-6030; e-ISSN: 2477-5185

CODEN: JAKUA7


Creative Commons License

Jurnal Akademika Kimia
by Universitas Tadulako is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Based on a work at
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/jak

Indexed By

Crossref WorldCat PKP Index OneSearch BASE Scholar GARUDA Sinta Neliti Mendeley