IbM KELOMPOK TANI HUTAN PENYADAP GETAH PINUS DI SEKITAR HUTAN DESA NAMO SULAWESI TENGAH

Abstract

Salah satu sumberdaya hutan yang potensial dan telah dikelola masyarakat Desa Namo adalah pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang ada di desa tersebut yaitu getah pinus, selain memiliki potensi yang besar, getah pinus juga memiliki banyak manfaat dalam bidang industri seperti bahan baku lem, pernis dan kosmetik. Getah pinus memiliki prospek pasar yang baik dan yang paling penting dalam pemanfaatan getah pinus tidak merusak fungsi hutan lindung. Berdasarkan diskusi awal dengan masyarakat di sekitar Hutan Desa Namo khususnya kelompok tani penyadap getah pinus, diperoleh informasi bahwa hasil sadapan masih jauh dari hasil normal dan masih banyak permasalahan yang dihadapi sehubungan dengan kegiatan penyadapaan getah pinus. Berdasarkan uraian diatas maka tujuan yang akan dicapai pada program PKM ini adalah memberikan pengetahuan bagi mitra tentang teknik penyadapan getah pinus yang professional sehingga dapat meningkatkan pendapatan kelompok tani penyadap getah pinus di Desa Namo dan Desa Tangkulowi. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam penyadapan getah pinus adalah pola penyadapan dan penggunaan stimulan. Oleh karena itu target khusus yang ingin dicapai dalam Program ini adalah memberikan pelatihan kepada Mitra tentang pola penyadapan getah pinus model koakan dan cara membuat stimulan organik dari ekstrak tanaman dan cara penggunaannya dalam penyadapan getah pinus. Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada anggota kelompok tani penyadap getah pinus tentang penyadapan getah pinus dan cara pembuatan stimulant serta cara penggunaannya. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan dan target dalam program IbM ini adalah penyuluhan, pelatihan dan pendampingan tentang tata cara penyadapan getah pinus dan cara pembutan dan penggunaan stimulant organik untuk meningkatkan produksi getah pinus. Penyuluhan dilakukan sebagai sistem pendidikan luar sekolah mengenai cara penyadapan getah pinus. Pelatihan  menggunakan metode ceramah, diskusi dan tutorial. Hasil kegiatan IbM menunjukkan bahwa dengan penggunaan stimulan dapat meningkatkan produksi getah pinus 2 – 4 kali lipat dari pohon pinus yang tidak diberikan stimulan. Penggunaan stimulan kimia berbahan dasar asam kuat seperti asam sulfat memang memberikan hasil yang lebih banyak jika dibandingkan dengan stimulan organik dari jeruk nipis dan lengkuas tetapi kualitas getahnya lebih rendah terutama warna getah lebih keruh dan dapat menimbulkan dampak negatif bagi penyadap maupun lingkungan sekitarnya. Setelah melakukan pendampingan terhadap kedua mitra kelompok tani hutan, hasil kegiatan menunjukkan bahwa mitra dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas getah pinusnya dengan sentuhan teknologi penggunaan stimulan  mulai dari penyiapan bahan dan alat, proses pembuatan sampai proses penggunaan stimulan. Disamping itu, khalayak sasaran juga dengan kesadaran sendiri menjaga kelesterian hutan pinus karena dapat memberikan penghasilan tambahan dari kegiatan penyadapan getah pinus