PENERAPAN SPO (STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL) PASCA PANEN KAKAO

Abstract

         Pendapatan yang diperoleh oleh petani sangat dipengaruhi oleh kualitas/mutu dari kakao yang dihasilkan, agar kualitas kakao baik maka petani perlu menerapkan/mengikuti Standar Prosedur Operasional (SPO) dalam pasca panen  kakao. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji penerapan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang di laksanakan oleh petani kakao di Desa Tarege Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur. Penentuan sampel secara simple random sampling dengan jumlah rsponden 30 petani kakao. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif yang mengumpulkan data dilapangan kemudian diinterpretasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani yang ada di Desa Tarrenge belum sepenuhnya menerapkan standar prosedur operasional pasca panen kakao . Hal ini dapat dilihat dari 6 prosedur, ada 2 prosedur yang belum diterapkan secara maksimal ataupun dilaksanakan oleh petani yaitu prosedur pemeraman buah dan fermentasi. Sedangkan prosedur yang sudap diterapkan sesusai SPO adalah pemanenan, pemecahan buah, penjemuran dan penyimpanan, Adapun kendala yang dihadapi petani dalam penerapan prosedur pemeraman buah dan fermentasi adalah proses yang cukup lama, sementara itu petani menginginkan segala sesuatunya harus d kerjakan secara cepat dan mudah tanpa harus menunggu lebih lama. Diharapkan kedepannya petani melakukan pasca panen sesuai dengan SPO agar kakao yang dihasilkan berkualitas, serta diharapkan pihak terkait (Dinas perkebunan, penyuluh) mendampingi petani dalam penerapan pasca panen sesuai SPO agar lebih memudahkan petani dalam penerapan SPO tersebut.

Kata Kunci : Kakao, Standar Prosedur Operasional (SPO).