TINGKAT AKSES PANGAN RUMAH TANGGA WANITA ANGGOTA KHILAN (KEGIATAN HOME INDUSTRI UNGGULAN) DI KOTA PALOPO

Abstract

Ketahanan pangan tingkat lokal, regional dan nasional dapat diwujudkan apabila ketahanan pangan tingkat rumah tangga sudah tercapai. Kunci utama dalam pencapaian ketahanan pangan tingkat rumah tangga adalah aksesibilitas pangan dengan asumsi bahwa apabila pangan dapat diakses oleh rumah tangga maka akan berdampak pada ketersediaan pangan dan pada akhirnya diharapkan rumah tangga memperoleh cukup pangan untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk menganalisis tingkat akses pangan rumah tangga yang diukur melalui akses fisik dan akses sosial. Penelitian ini dilakukan di Kota Palopodengan mewawancarai responden sebanyak 39 orang yang merupakan ibu rumah tangga (IRT) yang bekerja mengolah hasil pertanian berupa jagung, rumput laut, dan ubi menjadi tortila dan IRT yang dipilih merupakan anggotapada 12 IKM pembuat tortila (Khilan)yang berbeda.Akses fisik berkaitan dengan ketersediaan pasar, warung/toko, dan penjual keliling di sekitar lingkungan tempat tinggal responden. Sebanyak 79,49% responden termasuk dalam akses fisik sedang, 20,51% termasuk dalam akses fisik tinggi, dan tidak ada responden yang masuk dalam kategori akses rendah. Sedangkan akses sosial dapat diukur dengan 2 indikator yaitu melalui dukungan sosial (dukungan emosi, penghargaan, instrumen dan informasi) serta pengetahuan gizi responden. Dukungan sosial; sebanyak 64,10% responden dukungan sosialnya tinggi, 33,33% responden dukungan sosialnya sedang, dan 2,56% responden dukungan sosialnya rendah. pengetahuan gizi; sebanyak 28,21% responden pengetahuan gizinya tinggi, 64,10% responden pengetahuan gizinya sedang, dan 7,69% responden pengetahuan gizinya rendah.

Kata Kunci : Akses pangan, ketahanan pangan, rumah tangga.